Pengawas Kemenag Kabupaten Mojokerto Lakukan Verifikasi Kesiapan PKKM MTsN 2 Mojokerto

Kab. Mojokerto (MTsN 2 Mojokerto) – Jum’at (13/08). Pengawas Kementerian Agama Kabupaten Mojokerto melakukan verifikasi kesiapan Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM) Kepala MTsN 2 Mojokerto. Pengawas Kemenag yang hadir adalah Bapak Muhammad Romli dan Bapak Muhammad Zaenuri. Kedatangan Beliau berdua disambut baik oleh Kepala Madrasah, Kepala Tata Usaha, Unsur Pimpinan, dan Bapak/Ibu guru koordinator standar  serta anggota PKKM. Petugas pada standar PKKM tidak sama, ada yang lima dan ada yang enam.

Pengawas Muhammad Romli menyampaikan, sebelum diperiksa dari Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, perlu adanya verifikasi agar hasilnya maksimal. Beliau juga mengatakan tujuan adanya PKKM bagi kepala madrasah adalah untuk mengetahui kinerja kepala madrasah di masa kepemimpinannya. Dalam kepemimpinannya apakah ada prestasi yang di capai oleh guru dan siswa baik akademik maupun non akademik, juga prestasi pribadi kepala madrasah.

Selain itu Pengawas Muhammad Zaenuri juga menyampaikan PKKM yang dinilai adalah pertama Usaha Pengembagan Madrasah. Kedua Pelaksanaan Tugas Manajerial. Ketiga Kewirausahaan. Keempat Supervisi kepada Guru dan Tenaga Kependidikan. Kelima Hasil Kinerja Kepala Madrasah. Kata Beliau, semua itu harus dicapai oleh kepala madrasah, kalau tidak maka nilainya akan kurang dari yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

Nur Kholis Kepala MTsN 2 Mojokerto menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua pengawas yang sudah memberikan pengarahan kepada koordinator dan anggota standar PKKM. Beliau mengharapkan kepada Bapak/Ibu supaya kerja makasimal saling membantu, melengkapi pada dokumen pada standar satu sampai lima.  

Nur Kholis katakan kepada Bapak/Ibu komponen yang sudah dikerjakan, disetiap pertanyaan harus dilengkapi dengan bukti fisik tidak hanya sekedar keterangan saja. Kalau seandainya ada pertanyaan yang sama dengan komponen yang lain, bisa merujuk pada komponen yang sama, kalau sedikit digandakan kalau banyak dikatakan merujuk, tutur Nur Kholis. (SK. Edi.S)