Manfaat Ibadah Puasa

Oleh : Mulyono Taufik, S.Pd.I

(Penyuluh Agama Islam Kec. Kemlagi)

Hari ini kita telah memasuki hari kedua dari bulan Ramadan yang mulia. Tentu pelaksanaan ibadah puasa kali ini terasa istimewa bagi umat Islam Indonesia. Setelah satu bulan yang lalu, tepatnya bulan Februari lalu kita mempunyai hajat bersama yaitu pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan yang kita adakan untuk memilih satu dari sekian banyak putra putri terbaik bangsa ini untuk diangkat menjadi pemimpin bangsa dan negara ini ke depan.  Semoga pemimpin yang terpilih mampu memjadi pemimpin amanah dan benar-benar berjuang untuk rakyatnya.amiin.

Dalam setiap berlangsungnya Pemilihan Umum, seringkali satu sama lainnya timbul gesekan karena beda pilihan. Yang terkadang berujung timbul saling finah, saling hujat, bahkan terkadang dengan berbagai cara semua saling mencari pembenaran sebuah fakta demi calon yang diusungnya menang. Maka dengan hadirnya bulan Ramadan di tengah-tengah kita saat ini, ia mampu menjadi oase dan penyejuk bagi mereka yang kemarin berkompetisi yang terkadang dilalui dengan tidak sehat dan tidak mampu melaluinya dengan lapang dada.

Allah menciptakan bilangan bulan sebanyak dua belas bilangan, dan satu di antaranya Allah tetapkan sebagai bulan Ramadan. Sebuah bulan yang di dalamnya diserukan kepada orang-orang beriman untuk menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh lamanya. Tentu perintah ini memiliki kandungan makna yang sangat penting bagi umat muslim. Perintah tidak hanya untuk tidak makan dan minum di dalamnya, namun juga perintah untuk menahan semua perbuatan yang menimbulkan dampak negatif baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Oleh karenanya, bulan Ramadan juga disebut dengan bulan kesabaran. Rasulullah bersabda :


وَالصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ

Puasa itu merupakan separuh kesabaran (HR. Tirmidzi).

Berbicara tentang puasa, maka akan banyak sekali manfaat yang akan seseorang peroleh jika mampu menjalankannya dengan baik dan benar, selain manfaat secara fisik (dhahir) juga akan diperoleh manfaat secara ruhani (bathin). Selain manfaat fisik, dalam hal ini tubuh yang diajak berpuasa akan menjadi sehat, juga manfaat ruhani atau manfaat bathiniyah yang diperoleh seseorang yang didapat melalui puasa secara otomatis akan meningkatkan tingkat keimanan dan ketaqwaan seseorang. Karena seperti yang kita ketahui Bersama, output dari mejalankan ibadah puasa ini adalah gelar muttaqin mampu tersemat di dalam diri seseorang.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَععَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

‘’ Hai Orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.’’ ( QS. Al Baqarah: 183)

Diantara manfaat (implikasi) ibadah puasa bagi kualitas ketaqwaan ibadah seseorang, setidaknya hal itu dapat dilihat melalui berbagai aspek, antara lain :

  1. Dengan puasa, jiwa manusia akan terdidik memiliki rasa takut kepada Allah SWT baik saat sendiri maupun saat sedang berkumpul dengan masyarakat lainnya. Karena ia sudah mengetahui, bahwa akan selalu ada Alllah yang mengawasi dirinya. Karena saat ia berpuasa, ia akan selalu ingat akan kebesaran dan janji Allah, dan sikap ini berimplikasi terhadap sikap ‘’kembali bertaubat kepada Allah’’ dengan baik dan benar.
  • Puasa mampu meringankan pengaruh dari nafsu syahwat dan mampu menghancurkan syahwat itu dengan menjalankan puasa. Ketika itu terjadi, maka keseimbangan hidup dan ketenangan batin akan ia peroleh.
  • Puasa mampu membangun kepekaan sosial. Puasa mengajari kita untuk menahan makan dan minum seharian penuh, secara tidak langsung Allah mengajari dan menunjukkan kepada kita bagaimana rasanya tidak makan dan minum setiap hari di tengah terik matahari selama satu bulan, dan dampaknya bagi orang beriman adalah ia akan ikut merasakan juga ‘’betapa sedihnya ternyata masih banyak saudara-saudara kita yang hidup serba kekurangan dan jauh dari kemapanan. Maka puasa mendidik kita untuk ber empati kepada mereka yang serba kekurangan dan melatih mereka yang serba kekurangan dengan buah kesabaran.
  • Puasa mendidik seseorang untuk memiliki sikap egalitarian (prinsip kebersamaan). Menjalankan ibadah puasa yang diperintahkan oleh Allah tidak hanya ditujukan bagi sebagaian kelompok saja. Namun, kewajiban puasa ini untuk semua umat muslim, tak peduli ia seorang yang kaya atau seorang yang kurang mampu, seseorang yang memiliki jabatan atau tidak, semua wajib menjalankan kewajiban puasa di bulan Ramadan. Inilah implikasi sosial dari menjalankan kewajiban berpuasa.
  • Puasa mampu memperbarui kebugaran tubuh dan membuat tubuh menjadi sehat melalui puasa, Allah ingin menyelamatkan tubuh dan jiwa seseorang agar tetap sehat dengan menjauhkannya dari hal-hal menakutkan dan merugikan yang dapat merusak tubuh akibat begitu lemahnya seseorang dalam menahan hawa nafsunya. Selain itu, dengan berpuasa, seseorang akan mampu meningkatkan daya ingatnya, dan daya berfikirnya  menjadi lebih kuat karena dirinya tidak disibukkan berfikir tentang hal-hal bersifat materi duniawi. Sebagaimana pesan Rasulullah SAW, “Berpuasalah kamu sekalian, maka kalian akan sehat”. Wallahu ‘alam.

#KementerianSemuaAgama

Leave a Comment