Oleh: Saikhul Hadi (Penyuluh Agama Islam Kecamatan Bangsal)

Sambut Ramadan dengan Suka Cita

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Surat al-Baqarah : 183)

Rasanya baru kemarin kita berlebaran Idul Fitri. Tahu-tahu kita sudah mau masuk bulan puasa lagi. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama RI, setelah menggelar sidang isbat, memutuskan bahwa 1 Ramadan 1445 H, jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Meski demikian, sudah ada umat Islam yang berpuasa hari Senin, atau bahkan sebelumnya. Perbedaan adalah hal yang lumrah. Dan akan indah dengan saling menghargai. Sebagai umat Islam, pastilah kita akan menyambut Ramadan dengan riang gembira dan suka cita. Bagaimana tidak? Ramadan adalah bulan yang paling ditunggu selama 11 bulan. Ibarat tamu agung yang akan datang, maka harus dipersiapkan segalanya untuk menyambut kedatangannya.

Apa saja yang bisa kita lakukan untuk menyambut Ramadan?

Pertama, senantiasa berdoa agar diberi umur panjang menjumpai Ramadan. Kita sering mendengar bunyi doa: Allahumma bariklana fi rajaba wa sya’bana wa baligna ramadhona. Artinya, Ya Allah, berkahilah bulan Rajab dan Sya’ban kami, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadan. Kita tidak pernah tahu, apakah umur kita sampai di Ramadan yang akan datang atau tidak. Oleh karena itu, kita memohon kepada Allah Swt. agar berkenan memanjangkan usia kita dalam kondisi sehat sehingga bisa menjumpai Ramadan dengan suka cita. Kalau kemudian takdir kita tidak sampai di Ramadan, setidaknya hati dan niat kita telah menjumpai Ramadan. Dengan berdoa, kita menunjukkan rasa rindu kepada Ramadan yang penuh berkah.

Kedua, senantiasa meningkatkan amal saleh. Bulan Rajab termasuk ke dalam  empat bulan mulia yang disebutkan dalam al Quran, surat at Taubah ayat 36, yang artinya:

Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah 12 bulan sebagaimana yang tertulis di dalam ketetapan Allah. Dari 12 bulan tersebut, ada 4 bulan yang mulia. Itulah agama yang lurus maka janganlah kamu berbuat aniaya di dalam bulan-bulan tersebut.”

Tiga bulan berurutan, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram. Yang satu terpisah, yakni Rajab. Di bulan Rajab ada peristiwa super luar biasa, yaitu isra mikraj Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu, salah satu amalan terbaik di bulan Rajab adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas salat kita. Kita tambahkan salat-salat sunah, dan kita belajar khusyuk di dalam salat. Salah satu indikasi salah khusyuk adalah perubahan perilaku kita. Dari yang negatif menjadi negatif. Dari malas menjadi rajin. Dari pelit menjadi dermawan. Dan sebagainya. Puncaknya adalah salat-salat sunah di bulan Ramadan, yang pahalanya setara dengan salat wajib.

Ketiga, senantiasa memperbanyak bekal ilmu dan ampunan. Manusia adalah tempatnya salah, bodoh, dan lupa. Selepas Ramadan tahun lalu, kita ibarat kuda yang dilepasliarkan di alam bebas. Berbagai macam dosa kita lakukan, entah sengaja dan lupa. Kini saatnya membasuh dosa dosa kita dengan istigfar, taubat nasuha. Diantara orang yang paling celaka adalah orang yang ketemu Ramadan tapi tanpa mendapatkan ampunan. Allah Swt. akan mengampuni dosa kita seluas samudra asal kita mau bertobat.

Bekal ilmu sangat penting dalam menjalani puasa Ramadan. Dengan ilmu, kita tahu mana yang wajib, sunnah, makruh, dan yang membatalkan, serta yang merusak pahala Ramadan. Ibadah puasa adalah ibadah fisik sekaligus psikis. Ibadah lahir dan juga batin. Secara fisik, kita dituntut menahan lapar,  dahaga, berhubungan suami-istri, dll. Namun secara batin, kita pun harus mampu mengelola hati, pikiran, dengan sabar, ikhlas, tunduk, dan juga patuh. Itu sebabnya Rasullah pernah berpesan, bahwa banyak orang yang puasa hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Kenapa? Karena hatinya belum dikelola dengan baik, sehingga muncul ucapan yang menyakiti orang lain. Dan seterusnya. Untuk itu, kita membutuhkan ilmu yang cukup. Selain itu, mari kita tambah ilmu agama kita. Dengan ilmu, hidup kita akan terarah. Tentu ilmu yang dipandu dengan iman. Dan iman yang dicahayai ilmu. Insyaallah dengan begitu, kita akan menyambut ramadan dan menjalankan ibadah puasa dengan riang gembira dan suka cita. 

#KementerianSemuaAgama

Leave a Comment