Kabupaten Mojokerto (MTsN 2 Mojokerto) – Musibah gedung Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo ambruk, mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka berat dan ringan. Maka dari itu, OSIM MTsN 2 Mojokerto terketuk pintu hatinya untuk melakukan aksi bentuk solidaritas, dan sedikit meringankan beban korban gedung pondok pesantren ambruk di Sidoarjo, Rabu (1/10/2025). Dengan melakukan aksi penggalangan dana peduli korban gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny ambruk.

Hasil penggalangan dalam bentuk uang telah di hitung oleh pengurus OSIM yang dipandu langsung oleh ketua OSIM Gracella Inara Arimbi Prasetyo. Dana terkumpul sebanyak Rp 2.262.200,00. Dana digali dari siswa kelas VII, VIII, IX dan Bapak/Ibu guru serta pegawai. Penggalian dana dilaksanakan setelah mengikuti upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di halaman madrasah. Pengurus OSIM masuk ke ruang kelas VII, VIII, dan IX serta masuk ke ruang guru dan ruang Tata Usaha.

Gracella Inara Arimbi Prasetyo ketua OSIM MTsN 2 Mojokerto mengatakan bahwa, ”Penggalangan dana ini dilakukan sebagai salah satu bentuk kepedulian siswa terhadap kondisi korban gedung Ponpes ambruk yang membutuhkan bantuan. Kami ingin sama-sama bersolidaritas untuk memberikan bantuan. Semoga bantuan yang nanti kami serahkan bisa bermanfaat,” katanya.

Kepala MTsN 2 Mojokerto Misbakhul Arifin sangat merespon baik atas inisiatif pengurus OSIM, karena cepat tanggap dalam menyikapi suatu kejadian. “Menjadi keharusan sebagai pengurus turut berduka atas musibah yang sedang dialami Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, selanjutnya membantu kesusahan harus diyakini semakin banyak kita membantu, semakin banyak nikmat perolehan rezeki yang akan kita dapatkan,” pesannya.

Wakabid Kesiswaan Siti Umroh jelaskan, “Aksi peduli ini dimaknai sebagai, penguatan pendidikan karakter yang luar biasa pada anak-anak MTsN 2 Mojokerto, untuk membangun rasa simpati dan empati, merasakan sakit mendengar saudaranya sakit. Kepekaan dan kepedulian itu harus terus diasah agar tumbuh dan membangun kepedulian. Membantu orang harus responsif, tidak boleh melihat suku, ras, maupun agama,” tuturnya. (S. Umroh)