TRADISI SEDEKAH DI BULAN RAMADAN

Oleh : Abdul Muhaimin, M.Th.I

Penyuluh Agama Islam Kec. Mojosari

Bulan Ramadan merupakan berkah dan nikmat yang seharusnya disyukuri oleh umat Islam diseluruh dunia, termasuk umat Islam Indonesia.  Rasa syukur atas kedatangan bulan Ramadan ini bukan tanpa alasan. Setidaknya terdapat satu alasan yang didasarkan atas Al-Quran dan hadis yaitu bonus banjir pahala bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah di bulan Ramadan.  Respon umat Islam, Jawa khususnya, dalam menanggapi bonus banjir pahala di implementasikan dengan bentuk tradisi sejak sebelum bulan Ramadan sampai akhir bulan Ramadan.

Pertama, megengan. Semangat masyarakat dalam menyambut bulan Ramadan diimplementasikan dengan cara sedekah yang dikemas dalam tradisi megengan.. Satu hari sebelum masuk bulan Ramadan, umat Islam di Jawa menampakkan rasa syukurnya dengan melakukan sedekah di masjid atau mushola. Ada juga yang mandiri di rumah masing-masing. Tradisi ini disebut megengan. Dilansir dari Wikipedia bahwa megengan diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan atau ngempetMegengan merupakan alarm yang mengingatkan kepada kita bahwa Ramadan sudah mulai dekat dan kita harus waspada untuk ngempet atau menahan dari hal-hal yang sebelum Ramadan  diperbolehkan untuk dilakukan. 

Semangat masyarakat dalam megengan tentu berdasarkan pesan dalam al-Quran, Surat Al-Baqarah ayat 261:

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui.”

Selain itu, Rasulullah juga bersabda:

عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ

Dari Anas dikatakan, Wahai Rasulullah, sedekah apa yang nilainya paling utama? Rasul menjawab, “Sedekah di bulan Ramadan” (HR At-Tirmidzi)

Kedua, weweh. Weweh berasal dari bahasa Jawa wewehono/nguwehi (memberi). Weweh biasanya dilakukan pada malam ganjil mulai dari tanggal 21 Ramadan. Weweh sama artinya dengan sedekah.  Oleh karena itu tradisi weweh biasanya mengutamakan pemberian makanan kepada yang tidak mampu serta keluarga yang dituakan. Sedangkan dari sisi budaya, weweh merupakan simbol perekat tali persaudaraan.

Marilah kita jaga tradisi dan budaya yang baik jika tidak bertentangan dengan syariat Islam, dan mengambil tradisi baru yang lebih baik. Ini sesuai dengan kaidah:

المحافظة على القديم الصالح  والاخذ بالجديد الاصلح

Merawat tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik. (ed.hsk)

#KementerianSemuaAgama

Leave a Comment