Masjid sebagai pusat ibadah umat Islam memilik peran yang penting di tengah-tengah masyarakat. Selain tempat ibadah, masjid juga memiliki peran dalam meningkatkan kemakmuran masjid juga kemakmuran masyarakat di sekitarnya.

Badan Kesejahteraan Masjid yang dibentuk pada tahun 1964 memiliki harapan dapat meningkatkan fungsi dan peran masjid sebagai tempat ibadah, pusat pembinaan umat, serta sarana pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat, dengan melalui manajemen yang profesional (idarah), kemakmuran masjid (imarah), dan pemeliharaan fisik (riayah).

Atas dasar itulah, pelaksanaan kegiatan Revitalisasi Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) menjadi penting untuk dilakukan. Kementerian Agama Kab. Mojokerto melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam meyelenggarakan kegiatan Forum Grup Discussion (FGD) Revitalisasi Badsn Kesejateraan Masjid (BKM) Tahun 2025 di Arrayana Hotel & Resort Trawas, Kamis, 18 – 19 September 2025.

Hadir dalam kegiatan ini Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Mojokerto sekaligus sebagai Ketua BKM Tingkat Kabupaten, Muttakin, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kemenag Kab. Mojokerto, Mukti Ali, Kasi Bimais Kemenag Kab. Mojokerto, Muhibbudin, Dr. KH. Sholeh Qosim, M.Si, selaku nara sumber, Kepala KUA se – Kab. Mojokerto selaku ketua BKM Tingkat kecamatan didampingi oleh masing-masing satu anggota BKM dari unsur penyuluh agama Islam.

Muhibbudin selaku ketua panitia kegiatan menyampaikan akan pentingnya agenda kegiatan ini. Ia berharap dengan adanya kegiatan revitalisasi ini, BKM akan kembali menunjukkan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, banyak sekali pekejaan rumah tang dimiliki oleh pengurus BKM, salah satunya mendata kembali aset-aset BKM yang ada dan tersebar di berbagai tempat atau wilayah.

Hadir sebagai nara sumber, Dr. KH. Sholeh Qosim, M. Si menjelaskan secara gamblang bagaimana cara menghidupkan kembali BKM agar dapat berfungsi kembali dengan baik. yang terpenting, keinginan untuk mensejahterakan masjid berikut sumber daya manusia yang ada benar-benar bisa dimaksimalkan dengan baik. Lebih lanjut, kiai kelahiran sli Trawas Mojokerto ini mengajak kepada seluruh peserta yang hadir untuk benar-benar memahami tujuan adanya revitalisasi Badan Kesejahteraan Masjid ini.

Acara diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab seputar permasalahan yang terjadi dan juga bersama-sama mencari solusi dan jalan tengah demi tujuan menjadikan masjid sebagai pusat perberdayaan umat, khsususnya kemaslahatan umat muslim itu sendiri dan umumnya bagi umat masyarakat yang lain. Kegiatan ini ditutup dengan sesi foto bersama dengan nara sumber. (humas)