Kab. Mojokerto (MTsN 2 Mojokerto) – Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid, untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Ada dua kompetensi mendasar yang diukur AKM yaitu literasi membaca dan numerasi matematika.
Pada literasi dan numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari. AKM menyajikan masalah-masalah beragam, konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh siswa menggunakan kompetensi literasi dan numerasi yang dimiliki siswa. MTsN 2 Mojokerto melaksanakan AKM yang diikuti oleh siswa pilihan pada hari Kamis (07/10).
Waka. Kurikulum Renggowati menjelaskan apa yang diukur dalam AKM? Pertama mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif. Kedua mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai sebagai hasil belajar non kognitif. Ketiga mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran. Beliau, juga mengatakan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan tersebut kurang lebih 48 anak.
Renggowati mengatakan siswa mengikuti AKM selama dua hari, dari tanggal 6 s.d. 7 Oktober 2021. AKM MTsN 2 Mojokerto masuk gelombang dua. Siswa yang masuk juga di sesi, sesi satu pukul 07.30-09.30 WIB, sesi dua pukul 10.30-12.30 WIB, dan sesi tiga pukul 14.00-16.00 WIB. “Kegiatan AKM ini mendapat respon baik dari orang tua/wali murid yang anaknya masuk peserta AKM”, ujar Renggowati.
Kepala MTsN 2 Mojokerto Nur Kholis mengatakan tujuan Asesmen Nasional ini adalah untuk meningkatkan, pertama literasi membaca dan numerasi untuk bisa belajar dan berkontribusi pada masyarakat. Kedua meningkatkan kemampuan literasi siswa. Ketiga mengembangkan potensi siswa secara utuh. Keempat mendorong mengembangkan sikap, nilai, dan perilaku yang mencirikan sebagai pelajar. Dan kelima hasil asesmen digunakan untuk diagnosis masalah dan perencanaan perbaikan pembelajaran oleh guru, kepala madrasah dan kementerian Agama.
Nur Kholis berharap kepada hasil AKM siswa sebagai tolok ukur kompetensi siswa, sehingga guru pengajar bisa meningkatkan metode penyampaikan materi. Dan kepala madrasah minta, “Bapak/Ibu guru untuk meningkatkan metode pembelajarannya, agar siswa paham dan mengerti dengan materi yang disampaikannya”, tutur Nur Kholis. (SK. Edi.S)